Rabu, 17 Oktober 2018

Kevin Sanjaya Sukamuljo, Si 'Tengil' Berprestasi Kebanggaan Indonesia



Bagi penggemar bulutangkis, nama Kevin Sanjaya sudah pasti sangat spesial terdengar. Bersama dengan rekannya Marcus Gideon, kini mereka menjadi pemain ganda putra nomor 1 dunia. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa bagi atlet bulutangkis Indonesia. Sebenarnya jika kita melihat kebelakang memang tidak perlu diragukan lagi jika sektor ganda putra (mens double) menjadi kekuatan utama bagi kehebatan bulutangkis Indonesia, jika sebelumnya ada nama pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainacky dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang menjadi aset kebanggaan bagi Indonesia, saat ini sudah dipastikan menjadi masa berjayanya pasangan Kevin-Marcus atau yang biasa dikenal dengan julukan ‘Minions’.

Tahun 2017 dapat dibilang menjadi tahunnya Minions, dari seluruh turnamen BWF Superseries yang diadakan sepanjang 2017, mereka berhasil memasuki laga final sebanyak 9 kali, dan menghasilkan 7 gelar Superseries. Bahkan turnamen sebesar All England, China Open, dan Superseries Final berhasil mereka raih dalam setahun. Pencapaian tersebut melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh pasangan hebat Korea Selatan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong yang pernah meraih 6 gelar Superseries dalam setahun. Minions seakan menjadi pasangan yang paling sulit dikalahkan dan sangat ingin dikalahkan oleh pasangan lain.



Untuk Kevin Sanjaya sendiri di mata saya merupakan pemain bulu tangkis yang sangat ‘special’. Perlu dicatat disini saya menyampaikan kesan terhadap kehebatan seorang Kevin Sanjaya tanpa mengesampingkan peran Marcus Gideon sebagai partnernya.  Namun saya hanya akan ingin menyampaikan mengapa saya menganggap Kevin Sanjaya sebagai ‘the special one’.

Seperti yang penggemar bulutangkis ketahui, Kevin itu mempunyai skill bermain di atas rata-rata apalagi jika ditempatkan di posisi depan net. Salah satu kehebatan seorang Kevin Sanjaya yang paling banyak diakui oleh banyak orang bahkan oleh pemain Negara lain yaitu soal kecepatan bermain seorang Kevin. Bahkan ada seorang pemain Negara lain yang mengatakan kalau Kevin itu bisa mengembalikan bola yang bahkan menurutnya sudah mustahil bagi pemain lain untuk menyelamatkan bola tersebut dari serangan lawan. Kalau menurut saya sendiri yang sudah sangat sering mengamati permainan Kevin Sanjaya, Kevin itu pemain yang sangat gesit dan bisa menguasai lapangan dengan lincahnya, kalau saya sendiri menjulukinya sebagai ‘belut’ di lapangan. Dengan postur badan yang bisa dikatakan mungil dibanding  pemain luar, Kevin mampu memanfaatkan postur tubuh nya itu sebagai benteng kokoh dalam defence. Banyak aksi-aksi hebat Kevin Sanjaya di lapangan yang sering mendapat decak kagum dari penonton disetiap turnamennya.

Dibalik kehebatan seorang Kevin Sanjaya dengan kecepatan bermain yang luar biasa  dan defence yang hebat, Kevin sering disoroti karena ulah di lapangan yang sering di anggap provokatif dan bad attitude, kalau di Indonesia sering disebut ‘tengil’. Salah satu ulah tengil yang paling sering dilakukannya saat pertandingan yaitu ketika bola lawan yang diyakini sudah out namun Kevin seolah-olah ingin memukul bola tersebut. Ulah tengil Kevin di lapangan bahkan sering membuat pemain lawan merasa kesal dan pertandingan menjadi panas. Saya masih ingat sewaktu pertandingan melawan pasangan Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kieong dalam Thomas Cup 2018 di Bangkok, saat itu pemain Malaysia Goh V Shem sempat tersulut oleh aksi provokasi Kevin. Pertandingan tersebut menjadi sangat menarik dengan bumbu bumbu emosi antara Kevin Sanjaya vs Goh V Shem. Namun setelah pertandingan, Kevin dan Goh V Shem malah terlihat berbalas komentar dengan hangat di Instagram. Jadi intinya Kevin itu menurut saya hanya bertingkah menyebalkan ketika sedang di lapangan, dan di luar tentu saja bertingkah seperti biasa, mungkin itu hanya strategi seorang Kevin dalam menguji mental lawan mainnya. Tingkah menyebalkan Kevin yang paling banyak mendapat reaksi pro-kontra mungkin pada saat pertandingan melawan pemain Denmark duo Mads (Mads Conrad/Mads Colding) dalam turnamen di rumah sendiri Indonesia Open 2018. Pernah lihat dalam pertandingan bulutangkis seorang pemain mengacungkan thumbs down kepada lawannya? Ya itu dia, Kevin Sanjaya melakukannya. Pertandingan memang sempat panas pada set ketiga dimana saat itu Minions memimpin poin, Kevin tersulut emosi lantaran pemain Denmark terlihat sering mengulur waktu (pemain Eropa khususnya Denmark memang terkenal sering mengulur waktu dalam bermain), dan untungnya berakhir dengan kemenangan Minions dan diakhir pertandingan itulah Kevin melakukan aksi thumbs down tersebut. Hal tersebut menjadi perbincangan ramai banyak pihak, banyak yang menganggap  aksi tersebut tidak pantas dilakukan, bahkan PBSI turun tangan dengan memberikan teguran kepada Kevin. Namun menurut saya, seorang Kevin Sanjaya itu tidak akan melakukan aksi provokasi kepada lawan tanpa sebab, ketika lawan tidak duluan memulai memancing jiwa tengil Kevin, Kevin akan bermain dengan santai seperti biasa. Coba saja perhatikan ekspresi dan cara bicara Kevin ketika sedang di wawancara ataupun dalam sebuah talkshow, sangat berbanding terbalik dengan karakternya di lapangan, lebih terkesan pemalu dan kalem. Pada awalnya sebenarnya saya juga sempat mengganggap Kevin Sanjaya sebagai pemain yang sangat bad attitude dan terkesan sombong, namun setelah mengamati lebih jauh, anggapan saya itu hilang. Menurut saya tingkah tengil Kevin itulah yang membuat pertandingan menjadi lebih menarik dan seru untuk di saksikan. Untuk membahas seorang Kevin Sanjaya sebenarnya akan sangat memakan tulisan yang panjang namun saya rasa cukup sampai disini saja. Masih banyak ulah ulah tengil Kevin yg lain, apalagi urusan asmara dan kehidupan pribadi Kevin (mungkin akan di post lain kali) hahahaha.



T

idak dapat dipungkiri kalau saat ini Minions menjadi ‘tulang punggung’ bagi bulutangkis Indonesia untuk sektor turnamen beregu ataupun persaingan mendapat title juara bagi Indonesia untuk level turnamen superseries 500 ke atas. Meskipun dalam turnamen beregu level Asian Games, Thomas Cup, dan Sudirman Cup Minions belum berhasil mempersembahkan gelar untuk Indonesia, namun peran Minions dalam setiap pertandingan beregu menjadi sangat penting karna selalu dipastikan memetik kemenangan dan berbuah poin dibanding pemain Indonesia lain yang masih belum konsisten, khususnya sektor tunggal putra. Merajai turnamen Superseries akan menjadi kepuasan sendiri bagi banyak pemain khususnya Minions, namun akan sangat membanggakan lagi jika diikuti dengan gelar gelar prestisius seperti turnamen beregu tadi. Kita tunggu saja dalam 2 tahun kedepan, akankah Minions mampu mempersembahkan gelar untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Thomas Cup dan Sudirman Cup, atau kejuaraan dunia yang belum mereka cicipi sama sekali..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar