Oleh:
Andis
Mayanti Azizah
1.
Introduction
Language,
what is language?
There is an expression "language suggests the
nation". in this world language
plays a very important to know the identity of country or nation, language is
also used as a unifying a nation which though different but can be unified with
one language. Current Now, use of language often not appropriate with the
actual language rules. Now language become widely used slang or often called
“Alay”. Use of this slang also often
used in formal situation that sure not appropriate with the language rules,
advanced a language is also a state, and disorganized a language is also a
state.
Keraf ,
give two language understanding, the first definition states
language as a communication tools between of the people a symbol of sound
produced by human vocal organ. Second, language is a communication system using
vocal’s symbol which are arbitrary.
Globalization is derived from the
word global which means universal. Globalization is a process whereby an
individual, between countries interacting, depend, related and influenced each
other that crosses national borders.
In the era globalization use of
language not only used in communication only, but also in various area, for the
example in economics.
1. How Indonesian portrait in the era of globalization?
2. What is the impact of globalization on the economy in
Indonesia?
3. How do build the Indonesian as an identity of Indonesian
national in the era of globalization?
1. To
find out how Indonesia nation to maintain Indonesian in the era of
globalization
2. To find out what are the effects of globalization on
Indonesia's economy
3. Learn how the existence
of Indonesian swept away so as not to impact of globalization
A. Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisasi
Era
globalisasi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya Bahasa. Bahasa global yang dipakai oleh semua bangsa di
dunia ialah bahasa Inggris. Akan tetapi, sama halnya dengan bidang kehidupan
lain, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbit,
akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk
bahasa. Bahasa Inggris misalnya, walaupun yang memakainya semakin banyak sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara
akan semakin kuat juga mempertahankan bahasanya sendiri. Seperti di Islandia, sebuah negara kecil di
Eropa yang jumlah penduduknya sekitar
250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian
bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris.
lalu Bagaimana dengan Indonesia? Di
Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri
Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor
1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat
itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di
seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar diubah menjadi bahasa
Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak gencar dan
bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama
dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan
dan tertulis, bahkan turun ke lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang
papan namanya menggunakan bahasa Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Inggris. Persoalan berikutnya
adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah
globalisasi dan lokalisasi? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok
ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa
Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing
maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Yang perlu dicermati adalah pengaruh
asing tersebut harus diarahkan ke perkembangan yang positif terhadap bahasa
Indonesia. Bahkan, sedapat mungkin kita mencari peluang-peluang dari pengaruh
globalisasi ini bagi kamajuan perkembangan bahasa Indonesia.
B. Globalisasi terhadap
perekonomian Indonesia
Globalisasi memasuki pasar dengan cara yang
sistematis dengan tahapan pasar domestik, internasional, multinasional, global,
dan transnasional melalui produk dan jasa, teknologi, budaya, dan sebagainya.
Salah satu bentuk globalisasi yaitu ketika terdapat pasar modern di dekat pasar
tradisional, maka perlahan pasar tradisional itu akan mati, hal itu disebabkan
adanya faktor globalisasi di pasar modern.
Salah
satu bentuk nyata dari globalisasi ekonomi adalah pasar bebas. Pengaruh dari globalisasi pada perkembangan ekonomi
Indonesia diantaranya adalah tumbuhnya kreativitas para pelaku ekonomi
Indonesia serta semakin mendunia produk - produk buatan Indonesia. Dengan
adanya globalisasi, para pelaku ekonomi, memang dituntut untuk semakin kreatif
menciptakan produk - produk yang tidak hanya mampu bersaing dengan sesama
produk buatan dalam negeri, namun juga harus mampu bersaing dengan produk -
produk dari negara lain. Tanpa adanya pengembangan produk, sudah pasti produk
mereka tidak akan bisa laku di pasaran.
Kenyataannya, Indonesia merupakan negara yang sebagaian
besar sektor ekonominya dalam bentuk UMKM sehingga hal tersebut akan
mempersulit indonesia untuk memasuki pasar global karena UMKM memiliki
keterbatasan dengan modal dan teknologi. Apabila pada masa mendatang indonesia
tidak mampu menghadapi persaingan perdagangan global, maka indonesia akan lebih
bergantung pada negara-negara lain. Menghadapi persaingan global akan
mengakibatkan kemenangan bagi yang kuat dan kekalahan bagi yang lemah dalam
bersaing.
sejak CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation)
diberlakukan, barang - barang dari China mulai membanjiri pasar Indonesia.
Tidak hanya bentuk serta tampilan produk yang menarik, namun juga harga yang
ditawarkan sangat murah bila dibandingkan dengan produk - produk buatan
Indonesia.
Sebenarnya
banyak pihak yang menyayangkan mengapa Indonesia ikut menandatangani CAFTA.
Tidak hanya karena dunia industri Indonesia dianggap belum siap menghadapi
pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia, namun juga karena
kondisi internal ekonomi Indonesia yang masih belum stabil.
Namun dengan alasan bahwa Indonesia
akan menjadi negara yang jauh tertinggal dalam bidang ekonomi bila tidak turut
serta dalam perjanjian CAFTA tersebut, maka siap atau tidak, akhirnya Indonesia
terlibat dalam pasar bebas Asia.
C. Eksistensi Bahasa Indonesia dalam
Era globalisasi
Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan
oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia
tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan
bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu
canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan
berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa
Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia
untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya
sendiri.
Bahasa Indonesia memang memegang peranan penting dalam
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia.
Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu
dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Demikian
juga halnya dengan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan
penalaran, karena pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar,
dan kemampuan memperluas wawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar